Tree Ring Peace Symbol

2/28/2013

Perkembangan hewan

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses fertilisasi. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik

Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.

Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
Gambar 1.6 Pertumbuhan dan perkembangan embrionik.

Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm.

Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.

Organogenesis. Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah.

Dan alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan. Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks.

Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik

Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.

Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan metamorfosis.
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oelh hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa.

1. Metamorfosis pada Serangga

Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tdak ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa.

Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi.

Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.

Metamorfosis Sempurna (holometabola). Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai berikut :

Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa)

Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.


Gambar 1.7 Metamorfosis pada kupu-kupu

Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya.

Induktivisme dalam Biologi

Induktivisme dalam Biologi
“Saya mencari ilmu”. Begitulah kata seorang murid yang ditanya oleh seorang guru , “untuk apa kamu disini?”. Mungkin murid tersebut bisa menjawab secara spontan tanpa harus berpikir panjang. Tapi apakah dia mengetahui hakekat sebenarnya dari ilmu itu sendiri?.Berikut akan dijelaskan secara singkat tentang apa itu ilmu.
Ilmu merupakan prinsip kajian yang mendasari suatu proses kerja dan merupakan hasil dari proses pengamatan. Pada dasarnya ilmu menempati posisi yang sangat penting bagi kehidupan. Ilmu dipercaya dari berbagai metode mempunyai keistimewaan, dalam hal ini yang dimaksud adalah ilmu sebagai dasar pemikiran untuk bertindak dan proses pemantapan pengetahuan.
Itulah definisi singkat mengenai ilmu. Mungkin sebagian orang setuju dan sebagian yang lain tidak. Hal itu tergantung pada persepsi orang itu sendiri. Tetapi yang perlun kita garis bawahi adalah bahwa ilmu merupakan suatu prinsip yang dipegang teguh dan menempati posisi yang sangat penting. Kemanapun manusia pergi pasti membutuhkan ilmu. Amat rugilah orang yang tidak mempunyai ilmu.
Nah, setelah kita mengenal ilmu, kita siap untuk menuju materi yang sebenarnya. Kata yang saya tulis di atas hanyalah sebagai pengantar agar kita tidak terkejut ketika menghadapi materi. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai induktivisme. Lebih khususnya lagi yaitu induktivisme dalam biologi. Sudah taukah anda apa itu induktivisme?
Induktivisme mengatakan bahwa iImu itu sebagai pengetahuan yang berasal dari fakta observasi. Induktivisme adalah pengetahuan yang sudah dibuktikan kebenarannya. Induktivisme berkaitan dengan ilmiah. Teori ilmiah berasal dari fakta pengalaman yang diperoleh melalui observasi dan penelitian. Dalam induktivisme terdapat berbagai pernyataan yang diperoleh dari hasil observasi. Selain itu, terdapat juga penalaran di dalamnya yang biasa disebut penalaran induktif. Seorang peneliti harus melihat, mendengar dan meraba sendiri objek yang diamatinya.  
Dalam kaitannya dengan biologi induktivisme memberikan dasar bagi ilmu ini. Kita tahu bahwa biologi tidak bisa lepas dari pengamatan dan penelitian. Induktivisme memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perkembangan ilmu ini. Dengan adanya induktivisme, kita lebih mudah dalam mempelajari ilmu yang lain, terutama biologi.
Biologi selalu melakukan pengamatan dan penelitian untuk membuktikan suatu kebenaran. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, induktivisme juga berasal dari observasi yang sudah dibuktikan kebenarannya. Begitu pun tentang logika dan penalaran induktif, telah diterapkan pula dalam biologi. Prinsip induktivisme saat ini telah dipakai biologi sebagai dasar dalam berbagai penelitian yang dilakukan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan induktivisme dan biologi sangat erat, bahkan tidak dapat dipisahkan. 

      Sumber: Chalmers, A.F. What is this thing called Science?. University of Queensland Press.

Bahan Kimia Tak Tercampurkan


Bahan kimia tak tercampurkan

Banyak ledakan,kebakaran dan asifikasi terjadi karena pencampuran bahan kimia secara tak sengaja.Daftar di bawah ini mencakup bahan yang tidak stabil. Bahan kimia ini tidak boleh di campur. Bahan ini tidak boleh di letakkan secara berdekatan dan persediaan di laboratoriumhanya dalam jumlah minimum.

Bahan
Sifat
Bahan kimia tak tercampurkan
Logam alkali
Mudah terbakar,mudah meledak,korosif
Air, karbon dioksida, karbon tetraklorida,dan hidrokarbon klorinasi lainya.
Asam asetat glacial
Korosif,mudah meledak
Asam kromat,asam nitrat,asam perklorat
Aseton
Mudah terbakar,mudah meledak
Asam sulfat pekat,campuran asam nitrat.
Ammonia
Korosif
Air raksa,halogen,hidrogenflorida
Bromin
Korosif,mudah teroksidasi,mudah terakar.
Ammonia,asetilen, Hidrogen dan serbuk logam
Klorat
Mudah teroksidasi
Asam,serbuk logam, sulfur, garam amonium
Asam kromat
Mudah terbakar
Asam asetat, naftalena, alcohol,kamfora.
Klor
Korosif,mudah teroksidasi
Ammonia,benzen,hydrogen,serbuk logam
Hidrogen peroksida
Mudah meledak
Tembaga,krom, besi,anilin
Hidrokarbon(umum)
Mudah meledak,mudah teroksidasi
Halogen, asam kromat
Iodine
Korosif
Asetilen,ammonia
Air raksa
Beracun
Asetlen, hidrogen
Asam nitrat
Mudah teroksidasi,korosif
Asam organic,aniline,sentawa nitrat
Asam oksalat
Beracun
Perak,air raksa
Asam perklorat
Mudah meledak
Anhidrida asetat,alcohol dan bahan-bahan organik
Kalium permanganate
Mudah teroksidasi
Gliserin, asam sulfat
Asam sulfat
Mudah meledak,korosif
Klorat,perklorat,permanganate,air